Catcalling: Dampaknya pada Kesehatan Mental dan Cara Menghadapinya

Arti Kata, General9 Dilihat

Mengenal Catcalling, Contoh Tindakan dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Catcalling adalah fenomena yang seringkali diabaikan dan dinormalisasi, meskipun dapat menyebabkan dampak yang serius terhadap korban, terutama pada kesehatan mental mereka. Sebagian besar korban dari catcalling adalah perempuan, meskipun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa menjadi sasaran. Perilaku ini umumnya berupa pelecehan verbal atau non-verbal yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan ketakutan. Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu catcalling, contoh-contoh tindakan yang termasuk dalam kategori ini, serta dampaknya terhadap kesehatan mental korban.

Apa Itu Catcalling?

Catcalling merujuk pada bentuk pelecehan yang terjadi di ruang publik. Ini bisa terjadi di jalanan, tempat umum, atau bahkan dalam transportasi umum. Catcalling sering kali dilakukan oleh orang asing yang tidak memiliki hubungan apapun dengan korban. Tindakan ini dapat berbentuk komentar seksual yang tidak diinginkan, gerakan atau gesture provokatif, hingga suara seperti siulan atau klakson mobil.

Mengutip dari Talking Mental Health, catcalling adalah suatu bentuk pelecehan yang lebih sering dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dengan tujuan untuk menunjukkan dominasi atau sekadar menarik perhatian. Meskipun terlihat sepele atau dianggap biasa, catcalling memiliki dampak besar, terutama bagi kesehatan mental korban yang sering kali merasa terhina dan tidak nyaman.

Fenomena catcalling umumnya terjadi karena masyarakat menganggap tubuh perempuan adalah objek yang bisa dinilai atau dikomentari tanpa izin. Hal ini memunculkan pandangan yang salah bahwa perempuan adalah objek seksual yang berfungsi hanya untuk dilihat, dinilai, atau dikomentari. Dalam banyak kasus, pelaku catcalling merasa memiliki hak untuk melakukan tindakan tersebut karena mereka menganggap perempuan harus selalu menerima perhatian atau pujian dari mereka.

Contoh Tindakan Catcalling

Catcalling dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik yang bersifat verbal maupun non-verbal. Beberapa contoh tindakan catcalling yang sering terjadi adalah:

1. Catcalling Verbal

Catcalling verbal adalah ketika pelaku menyampaikan komentar atau perkataan yang merendahkan atau tidak diinginkan kepada korban. Beberapa contoh catcalling verbal antara lain:

  • Komentar tentang penampilan fisik: Seperti “Hei, cantik banget kamu!”, “Kamu kayak model deh!” atau “Ayo, senyum dong, cantik!”
  • Komentar seksual eksplisit: Misalnya, pelaku mengungkapkan komentar tentang tubuh atau bagian tubuh tertentu dari korban, seperti “Mau ngapain nih, kalau ada aku?” atau “Enaknya jadi kamu ya, banyak yang ngejar!”
  • Penyebutan usia atau status: “Kamu masih muda ya, pasti belum 18 kan?” atau “Ayo, kasih senyuman manisnya!”.

2. Catcalling Non-Verbal

Catcalling non-verbal adalah tindakan pelecehan yang dilakukan tanpa kata-kata, namun menggunakan gesture atau gerakan tubuh yang tidak pantas. Contoh catcalling non-verbal adalah:

  • Siulan atau teriakan: Pelaku bisa bersiul atau berteriak untuk menarik perhatian korban.
  • Pandangannya yang tidak sopan: Menatap tubuh korban secara tidak wajar atau terus-menerus tanpa memedulikan kenyamanan korban.
  • Gestur tubuh atau gerakan provokatif: Seperti mengedipkan mata atau menunjukkan isyarat tubuh yang tidak pantas.

Tindakan catcalling ini biasanya bertujuan untuk membuat korban merasa tidak nyaman atau terintimidasi, dan sering kali berujung pada ketidakamanan atau ketakutan bagi korban, terutama bagi perempuan.

Dampak Catcalling pada Kesehatan Mental

Meskipun catcalling sering dianggap sepele, dampaknya bisa sangat berbahaya bagi kesehatan mental korban. Penelitian menunjukkan bahwa pelecehan jalanan, termasuk catcalling, dapat menimbulkan efek negatif pada kesejahteraan psikologis seseorang. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan oleh catcalling pada kesehatan mental korban:

1. Rasa Tidak Aman dan Tidak Nyaman

Salah satu dampak langsung dari catcalling adalah rasa tidak aman yang dirasakan oleh korban. Ketika seseorang diteriaki atau diberi komentar seksual tanpa diminta, mereka sering kali merasa terancam atau terintimidasi. Perasaan ini bisa mempengaruhi kenyamanan seseorang ketika berada di ruang publik, mengurangi rasa aman yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu di tempat umum.

Korban catcalling, khususnya perempuan, sering kali merasa takut untuk keluar rumah atau bepergian sendirian. Ketakutan ini datang dari kekhawatiran bahwa mereka akan terus-menerus menjadi sasaran perhatian yang tidak diinginkan dan merasa rentan terhadap potensi pelecehan lebih lanjut.

2. Pergerakan yang Terbatas

Catcalling dapat menyebabkan korban merasa terhambat dalam bergerak di ruang publik. Banyak perempuan yang memilih untuk menghindari jalan-jalan tertentu, menghindari beraktivitas di luar rumah, atau bahkan membatasi diri mereka dalam pergaulan untuk menghindari pelecehan semacam ini. Ini tentu membatasi kebebasan individu dan bisa berdampak negatif terhadap kualitas hidup mereka.

Rasa terkungkung akibat catcalling ini dapat menyebabkan korban merasa seperti mereka tidak memiliki kendali atas hidup mereka sendiri, terutama dalam konteks mobilitas di ruang publik.

3. Perasaan Malu dan Tidak Percaya Diri

Catcalling dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri korban. Ketika seseorang secara terus-menerus diabaikan dan hanya dihargai berdasarkan penampilan fisik mereka, hal ini dapat memengaruhi cara pandang mereka terhadap diri sendiri. Banyak korban catcalling merasa malu atau merasa bahwa mereka hanya dinilai berdasarkan tubuh mereka dan bukan kemampuan atau kualitas diri mereka yang sebenarnya.

Perasaan malu ini dapat mengarah pada rasa tidak percaya diri, yang mengganggu kesejahteraan emosional dan kesehatan mental korban.

4. Gangguan Kesehatan Mental Lainnya

Selain dampak-dampak di atas, catcalling dapat menyebabkan gangguan mental lainnya seperti kecemasan, depresi, stres pascatrauma (PTSD), dan gangguan tidur. Ketika seseorang sering kali dihadapkan pada perilaku pelecehan yang tak diinginkan, mereka dapat merasakan dampak psikologis yang parah, yang bisa bertahan lama.

Perasaan tertekan yang muncul akibat catcalling bisa memperburuk kondisi mental yang sudah ada, dan dalam beberapa kasus, korban mungkin merasa tidak ada jalan keluar dari situasi tersebut.

Bagaimana Menyikapi Pelaku Catcalling?

Banyak korban catcalling merasa bingung tentang bagaimana harus bersikap terhadap pelaku. Meskipun sering kali kita merasa bahwa ini adalah masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang mudah, ada beberapa cara untuk menyikapi pelaku catcalling:

1. Mengabaikan Pelaku

Dalam beberapa kasus, mengabaikan pelaku bisa menjadi cara yang efektif untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Tindakan ini mengirimkan pesan bahwa kamu tidak tertarik atau tidak akan menanggapi perilaku tersebut.

2. Menghadapi dengan Cara yang Tenang

Jika kamu merasa aman untuk melakukannya, kamu bisa menanggapi catcalling dengan tegas namun tetap tenang. Kamu bisa mengatakan bahwa perilaku tersebut tidak pantas dan tidak diinginkan. Terkadang, memberikan respons yang tegas bisa menghentikan pelaku dari melanjutkan perilaku mereka.

3. Menggunakan Humor

Beberapa orang merasa lebih nyaman dengan merespons catcalling dengan humor. Misalnya, memberi tanggapan dengan nada bercanda atau tidak memedulikan komentar tersebut bisa menjadi cara untuk mengalihkan perhatian pelaku dan mengurangi ketegangan.

4. Melaporkan Pelaku

Jika catcalling berlanjut atau terasa mengancam, melaporkan pelaku kepada pihak berwenang bisa menjadi pilihan yang bijaksana. Melaporkan tindakan pelecehan ini adalah langkah penting untuk menanggulangi fenomena catcalling di masyarakat dan mencegah hal yang sama terjadi pada orang lain.

Kesimpulan

Catcalling adalah tindakan pelecehan yang sering kali dianggap sepele, namun dapat memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental korban. Fenomena ini mempengaruhi banyak perempuan di seluruh dunia, menciptakan ketidakamanan dan ketakutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penting bagi kita untuk menyadari dampak buruk yang ditimbulkan oleh catcalling dan berupaya untuk menghentikan perilaku ini dengan cara yang mendukung korban dan mendidik pelaku agar tidak melakukan tindakan serupa.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menjadi korban catcalling dan merasa terganggu dengan dampaknya pada kesehatan mental, segera cari dukungan dari seorang profesional. Diskusikan perasaanmu dengan psikolog atau konselor untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menjaga kesehatan mental kamu agar tetap stabil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *