Mengungkap Kelezatan Kue Moho, Kuliner Tradisional Solo yang Menggoda Selera

Tips Pangan3 Dilihat

Kue Moho, Kue Khas Imlek di Solo

Kota Solo merupakan salah satu wilayah yang memiliki tradisi Imlek yang sudah lama ada. Dengan keberadaan Klenteng Tien Kok Sie, salah satu klenteng tertua di Indonesia, tentu beberapa tradisi Tionghoa sangat kental. Apalagi komunitas Tionghoa juga ada di Kota Solo. Khususnya di wilayah Pasar Gede, biasanya pusat perayaan Imlek ada di sini.

Saat imlek biasanya ada berbagai tradisi yang akan muncul. Nah tentu saja salah satunya adalah makanan. Kue Moho Khas Imlek dari Kota Solo Di Solo ada namauna Kue Moho, salah satu makanan halal Imlek yang selalu hadir. Kue Moho ini memang belum banyak dikenal. Pasalnya kue ini biasanya hanya muncul dan banyak dijual saat menjelang Imlek.

Tampilan kue moho mirip dengan bolu kukus. Namun sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Pengunjung bisa membeli kue ini dalam jumlah banyak atau sedikit sesuai kebutuhan mereka untuk menyajikan kepada para tamu atau keluarga mereka saat merayakan Imlek.

Proses Pembuatan Kue Moho

Kue moho dibuat dari adonan tepung terigu yang kemudian dibentuk memanjang. Setelah itu, adonan tepung tersebut dibuat pola bundar mengembang dan dikukus selama 10 menit. Untuk menambah warna kue moho, diberikan beberapa varian pewarna makanan, seperti coklat dan merah muda.

Salah satu pembuat kue moho terletak di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Kue moho buatan Widagdo ini merupakan kue tradisional yang dibuat secara turun-temurun di Sudiroprajan atau Balong Pecinan Solo, yang dulunya merupakan pusat kuliner. “Saya itu kan tinggal meneruskan orangtua. Saya memulai tahun 1985, meneruskan orangtua yang sudah memulai pada 1970,” kata Widagdo dikutip dari Kompas.

Baca Juga  Gultik, Kuliner Kaki Lima Terkenal yang Disukai Warga Jakarta

Widagdo mengatakan, menjelang Imlek, dirinya selalu kebanjiran pesanan dari kelenteng-kelenteng. Bahkan, menjelang Imlek, pesanan kue tradisional itu meningkat 50 persen dari biasanya. “Paling banyak itu pesanan dari kelenteng-kelenteng pelanggan dari Jawa Timur. Pemesanan perseorangan juga meningkat. Pembelinya berasal dari berbagai daerah seperti Madiun, Yogyakarta, Klaten, dan daerah lainnya.”

Keistimewaan dan Kenikmatan Kue Moho

Kue Moho memiliki rasa yang unik dan tekstur yang lembut serta empuk membuatnya menjadi salah satu hidangan favorit saat perayaan Imlek di Kota Solo. Rasanya manis dengan sedikit aroma pandan yang menyegarkan.

Selain itu, kelezatan Kue Moho juga dapat ditambah dengan varian rasa tambahan seperti coklat dan merah muda untuk memberikan variasi warna pada hidangan tersebut. Hal ini membuatnya lebih menarik dan menggugah selera.

Selain itu, Kue Moho juga memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Tionghoa. Kue ini biasanya digunakan sebagai sajian para leluhur atau pelengkap sesajen di kelenteng. Pada saat perayaan Imlek, keluarga Tionghoa meyakini bahwa para leluhur mereka akan datang berkunjung ke rumah mereka. Oleh karena itu, sajian seperti Kue Moho menjadi penting untuk menyambut kedatangan mereka.

Baca Juga  Rahasia Sukses Membuat Telur Gulung ala Pedagang di Depan SD

Cerita Seru Seputar Kue Moho

Ternyata, ada cerita seru seputar Kue Moho yang bisa menambah minat kita untuk mencicipinya. Menurut legenda lokal di Kota Solo, kue ini konon berasal dari seorang penjual kue bernama Mo Ho yang hidup pada zaman dahulu kala.

Mo Ho adalah seorang pedagang kue yang sangat terkenal karena kelezatan kuenya. Ia sering menjual berbagai jenis kue tradisional di pasar dan selalu laris manis. Salah satu resep andalannya adalah adonan tepung terigu yang dibentuk sedemikian rupa dan dikukus hingga matang.

Namun, suatu hari ada seorang pria tampan datang ke pasar dan memesan banyak kue dari Mo Ho. Pria tersebut mengaku sebagai raja dari negeri tetangga dan ingin memberikan hadiah istimewa kepada ratunya. Mo Ho sangat senang dengan pesanan tersebut dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan teliti.

Setelah semua pesanan selesai dibuat, Mo Ho memberikan semua kuenya kepada pria tersebut. Namun, ternyata pria itu adalah seorang penipu yang hanya ingin mengambil kue-kue tersebut tanpa membayar. Mo Ho merasa sangat marah dan kecewa dengan ulah pria itu.

Dalam keadaan frustasi, Mo Ho mengumpulkan semua sisa adonan kue yang ada dan membentuknya menjadi adonan polos tanpa hiasan apapun. Ia kemudian memasukkan adonan tersebut ke dalam alat pemanggang dan memanggangnya dengan suhu yang sangat tinggi.

Baca Juga  Zainal Abidin Domba Meninggal Akibat Pola Makan yang Tidak Sehat

Ternyata, hasil kue yang dihasilkan dari adonan polos tersebut sangatlah enak dan lezat. Rasanya begitu manis dan teksturnya begitu empuk. Mo Ho pun memberikan kue tersebut kepada para pengunjung pasar sebagai tanda terima kasih atas dukungan mereka selama ini.

Sejak saat itu, kue tersebut dikenal sebagai Kue Moho atau “kue marah” dalam bahasa Jawa karena dibuat ketika Mo Ho sedang marah. Kini, Kue Moho menjadi salah satu hidangan favorit dalam perayaan Imlek di Kota Solo.

Kesimpulan

Kota Solo memiliki tradisi Imlek yang sangat kental, termasuk dalam hal makanan tradisionalnya. Salah satu hidangan yang selalu hadir saat perayaan Imlek di Kota Solo adalah Kue Moho. Kue ini dibuat dari adonan tepung terigu yang dikukus dan memiliki rasa manis serta tekstur lembut.

Keistimewaan Kue Moho terletak pada makna mendalamnya dalam tradisi Tionghoa serta cerita seru di balik asal-usulnya. Kue ini selalu menjadi hidangan yang dinanti-nantikan dalam perayaan Imlek di Kota Solo.

Jadi, jika kamu berkunjung ke Kota Solo saat perayaan Imlek, jangan lupa mencicipi Kue Moho ini. Rasanya yang lezat dan cerita serunya akan membuat pengalaman makanmu semakin berkesan.
Baca Juga:
Bacon Adalah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *