Ciri-ciri Keju yang Basi: Ketahui Sebelum Mengonsumsinya
Keju merupakan salah satu produk olahan susu yang cukup populer di Indonesia. Jenis keju yang paling dikenal adalah cheddar dan mozarella. Namun, ada juga jenis keju lain seperti parmesan yang cukup sering dikonsumi. Meski begitu, mengonsumsi keju secara langsung memang bukanlah sebuah kebiasaan lazim di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi Sase Lovers untuk mengetahui ciri-ciri keju yang basi agar tidak mengonsumsi keju yang sudah tidak baik lagi.
- Adanya jamur pada keju
Pertumbuhan jamur pada keju dapat bersifat diinginkan atau tidak diinginkan. Beberapa jenis keju sengaja diinokulasi dengan jamur tertentu untuk mendapatkan rasa atau tekstur tertentu, seperti Stilton atau Brie. Pembuat keju dengan hati-hati mengontrol dan memantau pertumbuhan jamur ini agar tidak berlebihan dan menyebabkan kerusakan pada keju. Namun, jika jamur tumbuh secara tidak sengaja atau tidak dikontrol dengan baik, hal ini dapat menyebabkan spora dan racun yang membuat keju menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.
Perlu diketahui bahwa beberapa jenis jamur pada keju memang tidak berbahaya, namun ada juga yang bisa menjadi racun jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Jamur tersebut dapat menyebabkan perubahan warna dan pola pada permukaan keju, seperti bintik biru, merah, atau putih.
- Perubahan warna akibat oksidasi
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi warna keju adalah oksidasi. Senyawa yang disebut beta-karoten dipecah selama proses oksidasi. Beta-karoten ini terdapat dalam susu sapi dalam jumlah tinggi dan bertanggung jawab atas warna kuning pada keju. Jadi, jika keju mengalami oksidasi, bagian yang terbuka akan kehilangan warna kuningnya dan terlihat lebih putih.
Untuk menjaga warna keju tetap baik, penting untuk menyimpannya dengan benar agar tidak terkena cahaya berlebihan. Cahaya berlebihan dapat mempercepat proses oksidasi pada keju dan membuatnya menjadi basi lebih cepat.
- Perubahan tekstur pada keju
Perubahan tekstur pada keju juga bisa menjadi indikator apakah keju sudah basi atau belum. Beberapa jenis perubahan tekstur mungkin normal untuk jenis keju tertentu, namun jika perubahan tersebut tiba-tiba atau tidak biasa, maka bisa menjadi pertanda bahwa keju sudah rusak.
Keju keras seperti Cheddar dapat mulai retak ketika mengalami kerusakan akibat perubahan kadar air dan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Kelembapan yang hilang dari keju keras dapat membuatnya menjadi rapuh dan mudah retak seiring bertambahnya usia. Untuk mencegah retak, penting untuk menyimpan keju di tempat sejuk dengan sirkulasi udara yang baik serta menjaga kondisi kelembapan yang tepat.
Sementara itu, keju berjamur putih lembut seperti Camembert bisa menjadi berlendir jika mengalami kerusakan akibat pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. Keju Camembert dibuat dengan menambahkan jenis jamur tertentu ke dalam susu. Jamur ini membantu menciptakan kulit buah yang mekar pada permukaan keju. Namun, jika keju tidak disimpan dengan benar, bakteri lain dapat tumbuh dan menyebabkan pembusukan. Jika hal ini terjadi, keju akan menjadi berlendir dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
- Bau keju yang kuat dan tidak sedap
Bau juga bisa menjadi indikator apakah keju sudah basi atau belum. Keju yang sudah rusak dapat menimbulkan berbagai bau tidak sedap. Biasanya, bau tersebut disebabkan oleh pertumbuhan bakteri atau pemecahan protein dan lemak dalam keju.
Ada beberapa contoh bau khas pada keju yang sudah basi:
- Bau tengik dan seperti muntahan disebabkan oleh asam butirat (asam butanoat) yang dihasilkan saat lemak pada keju terpecah oleh bakteri.
- Bau apek pada beberapa jenis keju seperti Brie de Meaux disebabkan oleh senyawa geosmin yang diproduksi oleh bakteri selama pematangan.
- Bau tanah atau bau berjamur secara keseluruhan juga dapat timbul akibat produksi senyawa organik mudah menguap lainnya selama pematangan.
Dalam beberapa kasus, bau ini memang normal pada beberapa jenis keju. Namun, jika bau tersebut terlalu kuat atau berbeda dari biasanya, maka kemungkinan besar keju sudah basi dan sebaiknya dihindari.
Fun Fact: Keju Paling Mahal di Dunia
Sebagai tambahan informasi yang menarik, ada satu jenis keju yang terkenal sebagai keju paling mahal di dunia. Keju ini bernama Pule dan diproduksi di Serbia. Harga 1 kilogram Pule mencapai $6000 atau sekitar Rp 85 juta!
Pule dibuat dari susu keledai yang hanya diproduksi oleh satu peternakan di Serbia. Keledai tersebut diberi makan dengan rumput liar khusus yang tumbuh di pegunungan Serbia. Proses pembuatan Pule juga sangat rumit dan membutuhkan waktu lama.
Keunikannya membuat Pule menjadi salah satu keju paling langka dan mahal di dunia. Fun fact ini bisa menjadi bahan obrolan seru dengan teman-teman saat sedang menikmati keju bersama!
Kesimpulan
Mengonsumsi keju basi dapat membahayakan kesehatan kita. Oleh karena itu, penting bagi Sase Lovers untuk mengetahui ciri-ciri keju yang basi agar tidak mengonsumsinya secara tidak sengaja. Beberapa ciri-ciri seperti adanya jamur, perubahan warna dan tekstur, serta bau yang kuat dapat menjadi indikator bahwa keju sudah rusak.
Selain itu, perlu diperhatikan juga cara menyimpan keju dengan benar agar tetap segar dan tidak cepat basi. Keju yang disimpan dengan baik akan tetap aman untuk dikonsumsi dan tetap memiliki kualitas yang baik.
Jadi, selamat menikmati keju dengan bijak dan jangan lupa untuk memeriksa ciri-ciri keju sebelum mengonsumsinya!
Baca Juga:
Bacon Adalah