Junta Niger mengelola tambang uranium Prancis lebih efisien.

General16 Dilihat

Perusahaan nuklir Perancis, Orano, telah diserahkan pengelolaan operasi penambangan uraniumnya di Niger kepada otoritas militer. Setelah kudeta yang terjadi pada Juli tahun lalu, penguasa militer Niger berencana untuk merevisi regulasi yang mengatur penambangan bahan mentah oleh perusahaan asing. Pada bulan Juni, izin Orano untuk mengeksploitasi deposit uranium terbesar di dunia dicabut oleh pemerintah Niger, yang menyebabkan Orano menghentikan produksinya. Hubungan antara Perancis dan Niger semakin tegang, terutama setelah pengusiran pasukan Perancis dari bekas jajahannya. Niger menyumbang sekitar 5% dari produksi uranium global dan sebelum kudeta, sekitar 15-20% impor uranium Perancis berasal dari Niger.

Orano telah mengalami kesulitan dalam ekspor uranium karena perbatasan Niger dengan Benin ditutup karena masalah keamanan. Perusahaan ini juga memiliki stok konsentrat uranium yang belum diekspor senilai sekitar $210 juta. Meskipun Orano ingin mempertahankan haknya, pihak berwenang Niger berpendapat bahwa negara tersebut harus mendapatkan lebih banyak keuntungan dari sumber daya alamnya.

Ada potensi bahwa perusahaan-perusahaan Rusia dan Turki dapat berinvestasi jika Perancis tidak terlibat. Pemerintah Niger sangat menentang cara pemberian izin kepada perusahaan asing dan berusaha untuk memperoleh lebih banyak manfaat dari mineral yang ada di negaranya. Meski hubungan antara Niger dan Perancis memanas setelah kudeta, Niger tetap ingin memastikan bahwa negaranya mendapatkan manfaat yang layak dari sumber daya alamnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *