Tiga politisi Afrika yang mencalonkan diri sebagai pemimpin Uni Afrika telah memaparkan rencana keamanan regional mereka dalam tengah konflik dan pergolakan politik. Mereka juga menyoroti pentingnya perdagangan intra-Afrika dan isu-isu lainnya. Dalam debat di Addis Ababa, Kenya, Djibouti, dan Madagaskar mengusulkan adanya dua kursi permanen bagi negara-negara Afrika di Dewan Keamanan PBB. Mereka berharap hal ini dapat mewakili benua dengan lebih baik.
Raila Odinga dari Kenya menyatakan bahwa dua kursi permanen dengan hak veto adalah suatu keharusan bagi Afrika karena benua ini memiliki lebih dari 50 negara. Sementara itu, Richard Randriamandrato dari Madagaskar mendesak negara-negara anggota untuk bersatu dalam memilih wakil Afrika di DK PBB. Tujuan mereka adalah untuk mempengaruhi sebagian besar negara Afrika menjelang pemilihan Ketua Uni Afrika pada bulan Februari.
Keamanan regional menjadi perhatian utama dalam debat hari Jumat, di mana Mahmoud Ali Youssef dari Djibouti menekankan pentingnya meningkatkan sumber daya pasukan siaga regional untuk mengurangi ketergantungan pada kemitraan asing. Selain itu, ia memperingatkan agar pangkalan militer asing tidak menjadi sumber konflik di benua ini.
Meskipun populasi generasi muda di Afrika terus bertambah, perdagangan regional masih menghadapi tantangan. Para kandidat menyoroti potensi pasar internal yang besar dan pentingnya pembayaran kompensasi dalam perdagangan intra-Afrika. Mereka juga menekankan peran blok ekonomi regional dalam memfasilitasi perdagangan di benua ini.
Uni Afrika telah mengusulkan reformasi terhadap struktur dan kepemimpinannya untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Semua kandidat berjanji untuk melaksanakan reformasi tersebut jika terpilih. Youssef menekankan pentingnya pembiayaan dalam reformasi serikat pekerja, namun ia juga menekankan bahwa hal tersebut harus dilakukan dengan dukungan negara-negara anggota.