Pemilihan presiden Ghana berlangsung dalam harapan.

General24 Dilihat

Ghana telah memilih presiden baru pada hari Sabtu, dengan harapan bahwa pemimpin baru akan mampu membawa negara Afrika Barat tersebut keluar dari krisis ekonominya. Pemungutan suara kaum muda dipandang penting dalam persaingan antara kandidat dari Partai Patriotik Baru (NPP) dan Kongres Nasional Demokrat (NDC), yang telah berkuasa secara damai sejak tahun 1992.

Lebih dari 10,3 juta dari 18,7 juta pemilih terdaftar di Ghana berusia antara 18 dan 35 tahun. Meskipun jajak pendapat memperkirakan bahwa dua kubu politik utama masing-masing akan memperoleh sekitar 40-50% suara, belum jelas siapa yang akan menang. Sementara 10 kandidat lain yang ikut dalam kontes memiliki peluang yang kecil untuk memenangkan pemilihan.

Tingkat pengangguran di Ghana telah mencapai lebih dari 14% dan biaya hidup bagi warga Ghana juga telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, negara tersebut juga menghadapi masalah terkait dengan buruknya infrastruktur, korupsi, devaluasi mata uang, dan masalah polusi lingkungan.

Perekonomian Ghana sangat bergantung pada ekspor kakao, emas, dan minyak, namun harus mengimpor bahan pangan seperti gandum. Hal ini membuat perekonomian negara tersebut sangat rentan terhadap fluktuasi pasar global.

Nana Akufo-Addo tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah dua periode menjabat sebagai presiden. Wakil Presiden Mahamudu Bawumia mencalonkan diri untuk NPP yang berkuasa, sementara John Dramani Mahama, dari NDC, merupakan penantang utama dalam pemilihan presiden tersebut. Mahama menjanjikan program start-up yang dirancang untuk mendukung wirausaha muda dan petani, sementara Bawumia mengandalkan reputasinya sebagai pakar ekonomi dan berjanji untuk meningkatkan perekonomian dengan fokus pada digitalisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *