Tragedi Kematian Hendrik Ceper Terungkap: Kuning Telur Menjadi Penyebab Utama

Tips Pangan36 Dilihat

Hendrik Ceper Meninggal di Usia 37 Tahun Setelah Koma 12 Hari, Kuning Telur Ternyata jadi Penyebab Utama Sakit yang Renggut Nyawanya

Masih ingatkah Anda dengan sosok Hendrik Ceper? Ya, pelawak yang satu ini punya ciri khas tubuh yang mungil dan cara bicaranya yang lucu. Komedian ini dikenal melalui program komedia tawa sutra dan sejumlah sinetron. Namun sakit kronis membuat dirinya harus berpulang selamanya pada 2016 lalu.

Tak banyak yang tahu, sebelum meninggal Hendrik mengalami kondisi yang sangat menyedihkan. Ia sempat mengalami koma selama 12 hari. Lalu, apa kira-kira yang menjadi sebab penyakitnya?

Pola Makan Lemak Hewani Picu Gagal Ginjal

Hendrik Ceper diketahui meninggal dunia di RS Tasik Medika Citratama, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hendrik sempat kritis selama 12 hari di rumah sakit tersebut akibat sakit jantung dan gagal ginjal dideritanya.

Salah satu penyebab gagal ginjal yang dialami Hendrik adalah pola makan. Pola makan perlu diatur agar tidak mudah terserang gagal ginjal, salah satunya memperhatikan pola makan dengan tinggi lemak hewani. Hasil pencernaan dalam usus yang berasal dari produk hewani tinggi lemak diketahui akan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dalam studi terbaru diketahui makanan tersebut juga dikaitkan dengan penyakit ginjal kronik. Para peneliti di Klinik Cleveland mengamati bahwa peningkatan kadar Trimethylamine N-oksida (TMAO) dalam darah seseorang bisa membantu memprediksi apakah dia akan beresiko menderita gagal ginjal kronik atau tidak. Dalam bagian terpisah dari penelitian ini, dengan menggunakan hewan, peneliti menemukan bahwa diet kaya TMAO membuat ginjal pada tikus menjadi lemah dan senyawa ini akan diakumulasi, sehingga mempercepat perkembangan penyakit ginjal kronik dan penyakit jantung.

Baca Juga  Kelezatan Ayam Woku: Nikmatnya Perpaduan Rempah Khas Sulawesi

“Ini menunjukkan kepada kita bahwa TMAO merupakan sebuah mediator penyakit kardiovaskular dan sekarang tampaknya menjadi mediator dalam pengembangan ginjal kronik,” kata Stanley Hazen, ketua departemen kedokteran molekuler di Lerner Research Institute di Cleveland Clinic. Di lain pihak, seseorang yang menderita penyakit ginjal kronik juga beresiko tinggi menderita penyakit jantung.

TMAO terbentuk ketika sistem pencernaan memetabolisme makanan seperti daging merah, daging sapi muda, dan kuning telur. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan TMAO dengan aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah. Lama kelamaan plak ini akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Tetapi, penelitian ini hanya menemukan kaitan pada tikus. Belum tentu efek yang sama juga terlihat pada manusia. Karena itu para peneliti kini akan melanjutkan penelitiannya untuk mengetahui apakah perubahan pola makan tertentu bisa mencegah terbentuknya TMAO dan mencegah penyakit ginjal.

Baca Juga  Terbangun dengan Rasa Syukur Setelah Mengonsumsi Jahe Mentah Sebelum Tidur

Sempat Alami Hal Sulit Sebelum Meninggal

Tak hanya candaan yang ia keluarkan, sosok Hendrik begitu dikagumi oleh banyak komedian lain di Indonesia. Salah satunya adalah Daus Mini. Daus mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Hendrik karena tetap berusaha keras menafkahi keluarganya.

Bahkan disaat pamornya menurun, almarhum rela menjadi buruh di perusahaan tekstil saat job di layar kaca perlahan berkurang. Hendrik rela menderita asal keluarganya tetap bisa makan dan dapur tetap bisa ‘ngebul’ setiap hari.

Lebih lanjut, kata Daus, yang tak dapat dilupakan dari sosok Hendrik sahabatnya adalah, tak pernah mengeluh masalah hidup kepada teman sesama artis. Masalah itu selalu disembunyikan. “Mau ada masalah rumah tangga atau masalah sakit, dia nggak pernah cerita. Dia selalu ceria,” ujar Daus.

Sebelum terjun dalam dunia hiburan, Hendrik sempat memiliki ragam pekerjaan. Namun, bisa dibilang pekerjaannya jauh dari kata layak. Hendrik lahir dari keluarga keturunan Tionghoa, di Bekasi pada tahun 1979. Terlihat sederhana, kalem, rendah hati siapa sangka di awal kehidupan remajanya ia adalah remaja yang nakal sampai-sampai dia di-drop out oleh sekolahnya.

Setelah ia dikeluarkan dari sekolahnya Hendrik pun menjadi “gembel” di daerah kisaran Jakarta Timur. Ia mengemis dan menjadi gelandangan untuk mendapatkan uang. Uang tersebut ia gunakan untuk membeli lauk. Selepas ia menjadi “gembel” mengemis di jalan, ia pun seperti menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya saat itu, yakni slengean, urakan, dan (mungkin) gemar berkelahi. Dengan kepribadianya itu ia pun bekerja sebagai penagih hutang atau debt collector.

Baca Juga  Kehadiran Istri Pertama Wishnutama: Elegan dan Memikat di Acara Lunch Keluarga

Setelah itu berlalu, pada tahun 2000 ia diajak untuk belajar teater di Teater Ciliwung oleh salah satu penggerak Teater tersebut. Dengan belajarnya Hendrik Ceper di Teater Ciliwung dan membekali dirinya dengan “bisa berakting”.

Sekian informasi yang bisa saya bagikan tentang Hendrik Ceper dan penyebab meninggalnya yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat. Penting bagi kita untuk menjaga pola makan agar terhindar dari penyakit serius seperti gagal ginjal dan penyakit jantung.

Ingatlah bahwa kesehatan adalah aset berharga yang harus kita jaga. Jangan biarkan kebiasaan buruk dalam pola makan menghancurkan tubuh kita. Mulailah menjaga makanan yang masuk ke dalam tubuh kita dan perhatikan asupan lemak hewani yang dikonsumsi.

Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua untuk hidup sehat dan menjaga kesehatan tubuh kita. Tetaplah ceria seperti Hendrik Ceper, meskipun dihadapkan pada kesulitan dalam hidup.
Baca Juga:
Bacon Adalah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *